BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Udara merupakan sumber daya alam dans angat
mudah didapatkan sehingga pada realisasi dan aplikasi teknik sekarang ini udara
banyak digunakan sebagai penggerak untuk mengontrol peralatan dan
komponen-komponennya yang kita kenal sekarang ini dengan pneumatik. Pneumatik
berasal dari kata Yunani :pneuma=udara. Jadi pneumatic adalah ilmu yang
berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang berkaitan dengan udara. Perangkat
pneumatic bekerja dengan memanfaatkan udara yang dimampatkan (compressed air).
Dalam hal ini udara yang dimampatkan akan didistribusikan kepada system yang
ada sehingga kapasitas system terpenuhi. Tekanan udara yang dibutuhkan pada
alat pengontrol pneumatic seperti silinder, katup serta peralatan lainnya
adalah 6bar, supaya efektif dan efisien dalam penggunaannya.
Di dalam perkembangannya sistem pneumatik
digabungkan dengan sistem elektrik untuk mempermudah pengoperasian yang disebut
Sistem Elektropneumatik. Keuntungan penggunaan komponen elektrik sebagai
kontrol dari sistem pneumatik adalah sinyal elektrik dapat ditransmisikan
melalui kabel secara mudah dan cepat dengan jarak yang jauh. Sedangkan untuk
sinyal mekanik atau sinyal transmisi pneumatik lebih rumit.
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini penulis ingin
memaparkan tentang Sistem Pneumatik .
Untuk itu tujuan penulis membuat makalah ini adalah :
a. Untuk memenuhi
tugas mata pelajaran Pneumatik
yang dibina Bapa Dadang dan Bapa Raswa.
b. Dapat memahami dan
mengetahui tentang sistem pneumatik.
c. Dapat memperdalam wawasan
dan pengetahuan sistem pneumatik.
1.4. Sistem Penulisan
a. Judul (cover)
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Pendahuluan
e. Pembahasan
f. Penutup
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pneumatik
Pneumatik
berurusan dengan penggunaan udara yang terkompresi. Paling umum ditemukan,
udara terkompresi ini digunakan untuk melakukan pekerjaan mekanis - yakni untuk
menghasilkan gerak mekanik dan untuk membangkitkan gaya. Gaya gerak pneumatik
bertugas untuk mengkonversikan energi yang tersimpan dalam udara terkompresi
itu menjadi suatu gerakan/mekanik. Silinder-silinder paling umum digunakan
untuk penggerak pneumatik. Silinder silinder tersebut mempunyai ciri dengan
konstruksi yang kuat, suatu kisaran jenis/tipe yang luas, instalasi yang sederhana,
dan harga/kinerja yang menguntungkan. Sebagai akibat dari manfaat ini, maka
pneumatik digunakan dalam suatu kisaran aplikasi yang luas.
Beberapa
dari banyak aplikasi pneumatik adalah :
●
Penanganan benda kerja (seperti penjepit, penentu posisi, pemisah, penumpuk,
pemutar)
●
Pengemasan
●
Pengarsipan
●
Pembukaan dan penutup pintu (seperti bis-bis dan kereta api)
●
Pembentukan logam (emboss, dan pres)
●
Pengecapan
Dalam
stasiun pemrosesan pada Gambar 1.2, maka tabel indeks putar, isian,
penjepit,
dan Contoh aplikasi piranti pembuka serta penggerak berbagai alat
adalah
pneumatic
Syarat-syarat
teknik kontrol dasar
Gaya gerak pneumatik hanya dapat melakukan pekerjaan
secara bermanfaat apabila gerakan mekanik mereka cermat dan dilaksanakan pada
waktu yang tepat, dan pada urutan yang benar. Mengkoordinasikan
rangkaian gerakan adalah tugas dari kontroler.
Sistem kontrol pneumatik dan elektropneumatik
Baik kontroler pneumatik dan elektropneumatik mempunyai
suatu bagian tenaga/daya pneumatik . Bagian kontrol sinyal berbeda-beda sesuai
dengan jenisnya.
- Dalam suatu kontrol pneumatik,
komponen-komponen pneumatic digunakan, yakni berbagai jenis katup, sequencers*
(perangkai), dan penghambat udara, dst.
- Dalam suatu kontrol
elektropneumatik, bagian kontrol sinyal terbuat dari komponen-komponen
elektrik, umpamanya, dengan tombol input elektrik saklar proksimitas,
relai, atau kontroler logis yang dapat diprogram.
Keuntungan
dari kontroler elektropneumatik
Kontroler
elektropneumatik mempunyai keuntungan berikut ini dibandingkan dengan sistem
kontrol pneumatik:
- Keandalan yang tinggi (lebih
sedikit bagian bergerak yang dapat terkena keausan oleh pemakaian)
- Perencanaan dan upaya uji serah
terima lebih rendah, terutama untuk kontrol yang rumit.
- Upaya instalasi lebih rendah,
terutama ketika komponen-komponen modern, seperti terminal-terminal katup
digunakan.
- Perubahan informasi yang lebih
mudah di antara beberapa kontroler. Kontroler-kontroler elektropneumatik
telah memposisikan diri dalam praktek industrial modern dan aplikasi
sistem kontrol pneumatik murni terbatas pada beberapa aplikasi khusus.
2.2 Komponen Elektris
Sistem kontrol elektrik ini disupply dengan
listrik yang berasal dari unit electric power supply.
1.
POWER SUPPLY
Unit power
supply terdiri dari modul-modul berikut:
Modul unit power supply
transformer utama yang mengubah voltase dari
sumber supply (misalnya 220 volt) menjadi voltase output (umumnya 24 volt)
·
Rectifier dan kapasitor untuk
membangkitkan voltase langsung
·
Regulator/Stabilization untuk
menstabilkan voltase langsung
2.
Relay dan contactor
Relay adalah komponen
elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara
prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi
(solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri
arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada
solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya
magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar
kembali terbuka.Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang
besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan
yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Relay yang paling sederhana ialah
relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi
listrik.
Secara sederhana relay elektromekanis ini
didefinisikan sebagai berikut :
• Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik
untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.
• Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh
daya/energi listrik.
Dalam pemakaiannya
biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda
yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbaik yaitu anoda pada
tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi
sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off
agar tidak merusak komponen di sekitarnya.
Konfigurasi dari kontak-kontak relay ada tiga
jenis, yaitu:
• Normally Open (NO), apabila kontak-kontak
tertutup saat relay dicatu
• Normally Closed (NC), apabila kontak-kontak
terbuka saat relay dicatu
Change Over (CO), relay
mempunyai kontak tengah yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak
tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain.
Penggunaan relay perlu
memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch
arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay
12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah
12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada
tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan
maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman.Relay jenis lain ada yang
namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak
terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat
lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling
menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan
medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off).
Gambar relay
Prinsip Kerja Relay
Relay terdiri dari Coil & Contact
coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus
listrik, sedang contactadalah sejenis saklar yang pergerakannya
tergantung dari ada tidaknya arus listrik dicoil. Contact ada 2 jenis :
Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed
(kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara sederhana berikut ini
prinsip kerja darir elay : ketikaCoil mendapat energi listrik
(energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang
berpegas, dan contact akan menutup
Gambar Prinsip Kerja Relay
2.3 KOMPONEN PNEUMATIS
Pada mulanya, pneumatik digunakan untuk
melakukan tugas-tugas mekanik yang sederhana, namun dengan semakin
berkembangnya teknologi, fungsi pneumatik semakin meluas sehingga memegang
peranan penting dalam system otomasi.
Prinsip pneumatik digunakan antara lain untuk
melakukan aplikasi-aplikasi berikut ini:
- Untuk menentukan status processor (sensor)
- Informasi processing (processor)
- Switching actuator dengan alat dari elemen control
akhir
- Melakukan kerja (actuator)
Komponen pneumatik dapat melakukan beberapa tipe gerakan, yaitu:
- Gerakan linear
- Gerakan memutar
- Gerakan melingkar
Gerakan linier
Silinder bergerak akibat
udara yang masuk pada katub sehingga mendorong piston. Gerakan kebalikan
diakibatkan oleh spring.
Pada double acting
cylinder, gerakan kembali bukan diakibatkan oleh spring, tetapi karena katup 2.
Gerakan memutar
Design dari rotary
cylinder sama dengan double acting cylinder. Akan tetapi pada piston rod
terdapat tooth gear profile.Piston rod menggerakkan gear wheel.
Gerakan rotary ini menghasilkan gerakan linier.
Pada Rotary actuator, force (tenaga) disalurkan
ke drive shaft melalui sebuah vane (kipas angin)
2. 4 Komponen EleKtro pneumatik
Elektropneumatik merupakan kombinasi energi
antara pneumatik dan elektrik. Power pneumatik berasal dari compressed
air sedangkan elektrik berasal dari listrik. Komponen yang menggunakan
elektropenumatik adalah solenoid valve. Solenoid valve menggerakkan katup
(posisi buka/tutup) dikarenakan suppy elektrik pada solenoid. Prinsip konversi
sinyal elektrik ke sinyal pneumatik adalah sbb :
Untuk contoh kasus adalah
3/2 way solenoid valve. Pada posisi normal (tidak ada sinyal elektrik), maka
tidak ada udara yang mengalir dari katub 1, tetapi ada
aliran udara dari katup
2 ke 3. Setelah ada sinyal listrik pada solenoid (valve diaktuasikan), maka
akan mendorong silinder sehingga udara mengalir dari katup 1 ke 2 dan katup 3
menjadi tertutup.
Solenoid Valve
Valve berfungsi mengatur supply udara ke
komponen pneumatik, misalnya silinder. Beberapa jenis valve diantaranya adalah
:
- 2/2-way solenoid valve
- 3/2-way solenoid valve
- 5/2-way solenoid valve
- 5/2-way double solenoid valve
- 5/3-way solenoid valve
2/2
way solenoid valve
2/2 way solenoid valve
memiliki dua port dan dua posisi (buka, tutup). Tipe ini jarang digunakan
kecuali pada valve on-off, karena hanya memiliki satu fungsi yaitu untuk
mengatur lewatnya aliran sinyal dan tidak dapat melepas udara ke atmosfer pada
posisi tutupnya.
3/2 way solenoid valve
Valve ini memiliki dua posisi dan tiga port.
Posisi normal ditunjukkan pada katup 1 (normally closed). Pada saat listrik
mengalir pada solenoid, udara mengalir dari katub 2 ke 3. Valve kembali ke
posisi semula dengan adanya spring.
5/2-way solenoid valve
5/2-way solenoid valve
menghasilkan dua gerakan dan memiliki 5 port. Padaposisi normal udara mengalir
dari katub 1 ke 2 dan 4 ke 5, katub 3 tertutup. Pada saat arus mengalir pada
solenoid, udara mengalir dari katub 2 ke 3, 1 ke 4, dan katub 5 tertutup.
Valve kembali ke posisi awal dengan
menggunakan srping.
5/2-way double solenoid valve
valve ini sama seperti valve 5/2 way solenoid valve. Perbedaanya
hanya pada gerakan kembali valve ke posisi semula. Gerakan kembali pada pada
valve ini disebabkan oleh solenoid lain, jadi bukan karena spring.
5/3-way solenoid valve
Valve ini menghasilkan
tiga gerakan. Gerakan tambahan tersebut adalah stop. Pada posisi normal atau
setiap tidak ada arus yang mengalir pada solenoid 14 maupun 12, semua katub
dalam posisi close yang berarti pada komponen yang digerakkan berada pada
posisi berhenti.
SERVICE UNIT
Pressure regulator
berfungsi untuk menyesuaikan jumlah compressed air yang disuplai ke system
operasi untuk mengatur fluktuasi tekanan (pressure).Pressure Gauge menunjukkan
tekanan (pressure) preset.Filter Unit dengan pemisah udara membersihkan
compressed air dari kotoran, karat, pengembunan, dll.
Mohon diperbaiki tulisannya, tulisannya agak menyatu warnanya sama background
BalasHapus